Friday, October 17, 2008

Fadhilat Ayat Kursi

Ayat Al-Kursi
(سورة البقرة: ٢٥٥)
اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

(Al-Baqarah 2:255)

Terjemahannya:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya) : tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Fadilatnya:
Sangat banyak fadhilat ayat Kursi, antaranya:

Sabda Rasulullah (sallallahu alayhi wasalam): Di dalam surah Al-Baqarah terdapat penghulu segala ayat Al-Quran, tidaklah ia dibaca di dalam sebuah rumah yang ada syaitan kecuali dikeluarkan syaitan itu daripadanya; iaitu Ayat Al-Kursi.
[HR Al-Hakim dari Abu Hurairah]

Sabdanya lagi: Barangsiapa yang membaca Ayat Al-Kursi pada setiap selesai salat wajib, maka tiada yang dapat menghalangnya daripada masuk syurga melainkan maut.
[HR Tarmidzi dari Abu Umamah]

Tafsirannya:

Ayat Al-Kursi mengandungi sepuluh pengajaran penting:

1. Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia

Di dalam bahagian ini Allah menyatakan bahwa Dialah Yang Maha Esa yang berhak disembah dan dipatuhi oleh semua makhluk. Tiada sekutu baginya. Allah maksudnya ialah dzat yang wajib disembah. Dzat yang menjadi tumpuan harapan dan rasa takut. Allah juga dapat diertikan dengan dzat yang menjadi tumpuan segala sifat-sifat yang sempurna.

2. Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk)

Allah Maha Hidup kekal abadi tidak berakhir dengan kematian. Dan Allah Maha Qayyuum iaitu Maha Mengurus makhluknya terus-menerus tanpa memerlukan bantuan makhlukNya, malahan makhluklah yang memerlukanNya. Kedua-duanya adalah tergolong sifat utama bagi Allah. Di dalam sifat Maha Hidup (Al-Hayy) tercakup di dalamnya segala Sifat Dzatiyah seperti Mendengar, Melihat, Berkata-kata, karena sifat-sifat ini tidak akan wujud pada dzat yang mati. Dan di dalam sifat Maha Mengurus (Al-Qayyuum) tercakup di dalamnya segala sifat Fi'liyah seperti Mencipta, Menghidupkan, Mematikan, Memelihara dan lain-lain karena sifat-sifat tersebut tidak mungkin dapat terlaksana tanpa kemampuan mengurus yang berterusan. Atas dasar inilah mengapa Rasulullah selalu mengawali doa beliau sambil bertawassul dengan dua sifat ini, seperti:


يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
Wahai Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus para makhluk, dengan rahmatMu, aku mohon dilindungi daripada malapetaka.

Doa ini bagus dibaca oleh orang yang sedang bersedih, runsing, gundah, bimbang dan lain-lain.

3. Tidak mengantuk dan tidak tidur

Allah SWT menafikan daripadaNya sifat mengantuk dan tidur. Penafian ini seolah-olah ingin memperkuatkan lagi makna dua sifat sebelumnya bahwa Maha Hidup Allah itu bukan saja tidak diakhiri olih kematian yang sebenar, malahan kematian yang sementara (tidur) pun tidak, malahan lebih daripada itu mengantuk (mukaddimah tidur) pun tidak.

Begitu pula dengan sifat Allah Maha Mengurus yang terus-menerus karena tidur atau mengantuk dapat merosak pentadbiran Allah dan jika demikian (subhanallah) akan musnah segala makhluk ini.

Cuba renungkan kisah dari Ibnu Abbas di bawah ini:

Ringkasnya: Bani Israil bertanya kepada Nabi Musa: Adakah Allah itu tidur?
Musa menegur kaumnya: Bertaqwalah kamu kepada Allah. Lalu Allah menyuruh Nabi Musa memegang dua buah kaca dengan kedua tangannya pada waktu malam. Dan kerana mengantuk lalu terlepas kedua kaca tersebut daripada tangan Nabi Musa dan terus pecah. Kemudian Allah berfirman:

Ya Musa, sekiranya Aku mengantuk niscaya akan jatuhlah langit dan bumi ini dan selanjutnya akan musnahlah kedua-duanya sebagaimana musnahnya kedua-dua kaca daripada tanganmu itu.(Riwayat Ibnu Abi Hatim)

4. KepunyaanNya apa yang di langit dan yang dibumi

Allah menyatakan dalam bahagian ini bahwa segala makhluk adalah hambaNya dan milikNya. Semuanya berada di bawah kekuasaanNya. Ini menggambarkan betapa hebatnya Allah SWT itu. Keyakinan kita yang mantap akan hakikat ini boleh menolong kita menghindarkan diri daripada sifat sombong, pandai bersyukur jika mendapat nikmat dan dapat tabah jika ditimpa musibah, sebab segala-galanya adalah milikNya jua. Apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah pinjaman (amanah) Allah yang mesti kita jaga, ia hanya hak pakai, ia bukan hakmilik.

5. Tiada yang dapat memberi syafaat tanpa izinNya

Syafaat maknanya pertolongan. Kita sangat mengharap syafaat dari Nabi Muhammad di akhirat nanti. Syarat-syarat ada dua iaitu
- izin daripada Allah untuk orang yang akan memberi syafaat, dan
- reda Allah kepada orang yang akan diberi syafaat.

Firman Allah:

وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاء وَيَرْضَى
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diredhaiNya.
(An-Najm 53:26)

Oleh itu kita mestilah berusaha selalu dalam hidup ini agar menjadi orang yang diredhai oleh Allah SWT, iaitu dengan melaksanakan suruhanNya dan menjauhi laranganNya.

6. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan dan di belakang mereka

Ini menunjukkan bahwa ilmu Allah mencakupi segala-galanya apakah yang berlaku pada masa silam, sekarang ini ataupun yang akan datang. Sedikitpun tidak tersembunyi di sisi Allah. Kesadaran seseorang akan hakikat inilah menjadikan mereka orang yang rajin beramal soleh dan menjauhi segala bentuk larangan Allah walaupun tidak seorangpun yang menyaksikannya.

7. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa daripada ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya

Tidak seorangpun dapat mengetahui ilmu Allah kecuali apa yang dikehendakiNya. Para malaikat pernah menyatakan akan hal ini (Maha Suci Engkau Ya Allah, tiada ilmu bagi kami kecuali apa yang Engkau ajarkan kepada kami) – (Al-Baqarah 2:32)

Kenyataan di atas juga mengandung makna kita tidak mempunyai ilmu tentang Dzat dan Sifat-sifat Allah kecuali apa-apa yang dikhabarkan olih Allah.

Olih sebab itu kita dilarang mentakwil-takwilkan sifat Allah kepada makna-makna lain yang tidak diajar oleh Allah. Terimalah apa yang telah dikhabarkan sendiri oleh Allah tentang diriNya sambil menafikan persamaannya dengan sifat-sifat makhluk.

8. Kursi Allah meliputi langit dan bumi

Kita meyakini kursi Allah tanpa perlu membahas bagaimanakah bentuk dan hakikat kursi. Hanya saja berdasarkan keterangan hadis dan atsar yang sahih bahwa Arasy adalah lebih besar daripada Kursi dan Kursi lebih besar daripada langit dan bumi.

Ketika Nabi (sallallahu walayhi wasalam) ditanya tentang kursi, beliau menjawab: Kursi adalah tempat kedua-dua kaki Allah, dan Arasy tidak diketahui ukurannya kecuali hanya Allah.
(Keterangan ini terdapat dalam Tafsir Ibnu Katsir I/231)

9. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya

Memelihara langit dan bumi serta apa yang terdapat di antara keduanya sangat mudah bagi Allah. Ini menggambarkan betapa gagah dan perkasanya Allah SWT dan betapa kerdil dan hinanya kita dihadapanNya.

10. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar (Agung)

Kalaulah demikian sifat-sifat Allah sebagaimana tertera di atas maka sangat tepatlah kalau diakhiri dengan Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Sumber: FWD email dari Ezzedin